Antara melaporkan:
Harga minyak menyentuh posisi tertinggi baru di atas 78 dolar AS per barel di perdagangan Asia. Penyebab utamanya adalah serangan militer Israel terhadap Libanon.Selama ini, kenaikan harga minyak telah menjadi ancaman paling menakutkan bagi ekonomi dunia. Pun negara penghasil minyak yang sangat besar seperti Indonesia tidak luput dari dampak buruk kenaikan tersebut.
Berbeda dengan resiko aksi teroris yang hanya menghancurkan satu gedung/kafe dan membunuh ratusan orang dalam sekejap, kenaikan harga minyak dapat membunuh jutaan orang secara perlahan. Sayangnya aksi militer seperti di atas, yang sering menjadi biang kerok kenaikan harga minyak, seolah-olah menjadi hal biasa dan bisa dimengerti.
Padahal itu adalah aksi teror yang sangat nyata, dan pelakunya sangat pantas dicap sebagai 'teroris ekonomi'.
No comments:
Post a Comment