26 April 2007

18 ribu pada 2030 = Mengulang Periode Memprihatinkan

25 tahun terakhir, kemajuan yang dicapai Indonesia dari sisi Income per capita cukup memprihatinkan. Paling buruk di antara Malaysia, China, Vietnam, Thailand dan Korea. Pada periode 1980-2005, Indonesia hanya mencatat kenaikan income per capita sekitar 4,5 kali. Padahal Malaysia berlipat sebanyak 4,9 kali. Thailand 6,3 kali. Vietnam 7,2 kali. Korea 8,6 kali. China bahkan mencapai 16,1 kali.

Tentunya, Indonesia menginginkan adanya perbaikan dalam 25 tahun ke depan. Tidak lagi mengulangi pengalaman buruk yang terjadi pada 25 tahun sebelumnya. Nah, kebetulan baru-baru ini, Yayasan Indonesia Forum meluncurkan visi Indonesia 2030. Dalam visi tersebut, Income per capita Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 18 ribu pada 2030.

Pertanyaannya, seandainya visi ini tercapai, apakah Indonesia dapat dikatakan telah lebih baik?

Jika dihitung, angka US$ 18 ribu pada 2030 ternyata hanya sekitar 4,5 kali dari income perkapita tahun 2005 (US$ 4.04 ribu). Dengan kata lain, jika visi tersebut benar terjadi, Indonesia justru mengulang periode memprihatinkan pada 25 tahun sebelumnya.

Tapi anehnya, koq banyak kalangan, bahkan Presiden SBY sendiri menyatakan visi itu terlalu berani ya?

5 comments:

Socrates Rudy Sirait, PhD said...

Menurut saya, income per capita di Indonesia agak sulit untuk dijadikan dasar ukuran perbandingan keberhasilan dengan negara ASEAN lainnya.

Populasi Malaysia hanya sekitar 10% dari Indonesia sehingga setiap peningkatan 1 US dollar di dalam total income memiliki efek peningkatan yang jauh lebih tinggi di banding Indonesia.

Secara sederhana, kenaikan total income yang sama akan membawa perubahan yang berbeda pada income per capita.

Jadi menurut saya, kenaikan 4 atau 5 kali lipat pada kurun waktu tertentu bukanlah pekerjaan yang mudah, terlebih dengan kenaikan populasi yang tidak terkontrol dengan baik.

Salam

ika rahutami said...

salam kenal
beberapa kali saya baca tulisan di blog ini
menarik dan cukup tajam
nanti lain waktu saya beri komen
may i link ur blog?

Anonymous said...

setau saya yg dimaksud 18000 dollar perkapita itu berdasarkan nilai nominal, jadi bukan berdasarkan metode PPP (purchasing power parity)..sebab,sekarang ini kalo menurut perhitungan perkapita secara nominal, pendapatan perkapita Indonesia baru sekitar 1500an dollar.sedangkan dalam artikel ini yang disebutkan adalah berdasarkan metode ppp, sehingga lebih tinggi (sekitar 4000an)

Anonymous said...

saya bukan org ekonomi, namun thema ini sangat menarik bagi saya. saya ada sedikit pertanyaan tentang income perkapita di indonesia.Apakah jutaan pedagang kaki lima,yang ada di indonesia yang tdk terdaftar dan mempunyai income yg lumayan perhari nya itu termasuk income perkapita juga. Jadi saya rasa tidak fair kalaulah income perkapita hanya bersarsarkan dr makro ekonomi seperti negara² yang telah maju.

wassalam

ali sj. said...

saya bukan org ekonomi, namun thema ini sangat menarik bagi saya. saya ada sedikit pertanyaan tentang income perkapita di indonesia.Apakah jutaan pedagang kaki lima,yang ada di indonesia yang tdk terdaftar dan mempunyai income yg lumayan perhari nya itu termasuk income perkapita juga. Jadi saya rasa tidak fair kalaulah income perkapita hanya bersarsarkan dr makro ekonomi seperti negara² yang telah maju.

wassalam,